ROLLER COASTER VS PINBALL

Katamu,hidupku seperti roller coaster 😋.. Permainan yang memacu adrenalin dengan kuatnya. Walau dengan kecepatan tinggi, perjalanan itu kadang dalam track yang lurus, namun dengan segera berbelok curam, tertatih menanjak dan kemudian meluncur turun dengan cepatnya. Namun orang melihatku sebagai raga yang tenang. Karena apa katamu…karena aku yakin bahwa permainan ini akan tiba pada tujuannya dengan selamat. Yakin bahwa aku ditopang dengan sekian banyak tiang yang kokoh,yang tidak akan membiarkanku jatuh,terluka bahkan celaka.
Tahukah kamu,aku melihatmu seperti permainan pinball😄.  Walau tidak se ekstreme roller coaster, namun memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk menaklukkannya. Sulit menurut sebagian besar orang yang belum sanggup membaca pikiranmu. Pantulan bola liar yang saat membentur bidang keras akan menjadi lebih lincah bergerak, tak terkontrol, bahkan cenderung  semaunya. Apalagi jika peran tuas penjaganya tidak waspada mengawasi arah pantulan bola, bisa dipastikan ia akan terperosok.  Namun akan ada masanya bola itu menyentuh media lunak dan akan memantul dengan lembut, bahkan memperlambat gerakannya dan menghasilkan suara yang menenangkan.
Kamu yang sekarang adalah tetap seperti permainan pinball 😎, namun dua tuas penjaganya sudah diprogram untuk tidak terlalu kuat saat menyentak bola, agar pantulannya tidak terlampau liar. Sebuah pinball yang dimainkan dalam ruang terbuka, ditengah hembusan angin yang tidak kasat mata, namun ku tahu ia menuju kemana.  Atau kita buat saja bermain pinball seraya naik roller coaster, akan sulit pastinya..tetapi seperti tak bosannya kamu bercerita, bahwa selalu ada Allah bersama kita. Dan aku percaya….
Saat ini dan nanti 👫💕👀💕👫, untuk hari kala janji itu diucapkan…..
     

YANG BERTAUT

Disinilah kami,
Pada harapan yang kesekian
Pada asa yang terus melambung menuju titik akhirnya
Meski hanya bayangan hitam
Kami bisa melukiskan warna warni yang membuncah di hati
Pada tiap langkah kita ada do’a
Do’a yang telah terkembang sekian lama
Kalaupun do’a itu pernah menguncup
Tidak membuat segalanya menjadi tertutup.

Bukit Rahmah, Februari 2017

bayangan

SALAH TIGA

Setting “di sebuah ruang tunggu RS”

*************************

Ibu2 : Sakit apa Jeung?

Aku : Sakit itu Bu (Sambil menunjuk sebuah Standing Banner) #daripada menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi 😀

Ibu2 : Ooo..tadi itu suaminya ya Jeung?

Aku : Iya Bu (sambil senyum)

Ibu2 : Saya kira si Mas tadi lagi anter Ibunya

Aku : #Gubrak (senyuman mulai berubah menjadi cengiran)

(kaca mana kaca..setua itukah aku???^%&$((#$@)

Ibu2 : Minggu lalu Jeung juga kontrol kan ke RS? (dengan nada yakin)

Saya liat si Mas nya mondar mandir di Poliklinik

Aku : (cuma bisa bengong, karena minggu lalu aku sama sekali nggak ke RS dan suamiku standby di kantor)

Ibu2 : Seneng ya punya suami yang sabar dan mau anter istri berobat ke RS

Aku : Iya Bu Alhamdulillah

Ibu2 : Iya Jeung,saya lihat si Mas nya sabar banget. Yang galak keliatannya malah Jeung ini loh..

Aku : (Ish..si Ibu dari tadi bicaranya yakin banget, padahal tiga tebakannya salah semua. Aku keliatan galak karena lagi nahan sakit nih buuuu, padahal aslinya baik loh.Hehehe)

(Abiii…pulang yuukkk daripada si Ibu nanti mulai nebak-nebak lagi,kasian kan kalo salah terus. Padahal soalnya cuma 10 dan si Ibu sudah salah 3)

^_^

 

tekateki

 

 

 

SETIA DIUJUNG SENJA

Suatu siang di sebuah rumah makan di kawasan Puncak. Aku yang sedang menunggu pesanan datang, tertegun mendengar suara di sampingku.

“Duduk disini sayang..” ucap suara itu lembut kemudian terdengar pula suara kursi ditarik. Tertatih seorang wanita menghampiri meja.

“Sayang mau makan apa?” lanjutnya. Wanita itu menjawab dengan suara lirih. Akupun diam-diam mengamati mereka. Sepasang suami istri paruh baya, sang istri jika dilihat sepintas terlihat dalam kondisi tidak sehat, tatapan kosong dan ekspresi datar tergambar di wajahnya. Namun sang suami dengan sabar dan penuh kelembutan terus mengajak berkomunikasi istrinya, walaupun  sedikit respon yang didapatnya.

Pikiranku melayang, membayangkan saat waktu mereka ditarik mundur beberapa saat. Tampak seorang lelaki sedang tersenyum hangat kepada seorang wanita yang duduk diseberang meja, dimana sang wanita membalas senyum itu dengan tersipu.

Terkesiap aku, nyatanya senyum hangat itu tetap berada disana, membingkai wajah lelaki yang telah tergerus usia. Alangkah indahnya kala melihat pasangan yang menua bersama. Setia mengawal janji di penghujung senja.

Tetap cintailah pasanganmu disaat sakitnya, karena dia mendampingi saat hebatmu dikala sehatnya.

 

setia-diujung-senja

 

 

 

JATUH CINTA BERKALI-KALI

Pernahkah kamu jatuh cinta?

Kata orang jatuh cinta itu indah. Yang semula berwarna hitam, putih, abu-abu menjadi terlihat lebih banyak warna.

Aku pernah mencoba untuk jatuh cinta, memang berwarna, namun tidak seindah seperti yang dibicarakan mereka.

Ibarat lukisan yang disorot lampu temaram. Dia hanya indah pada satu pendaran cahaya, tidak merata.

Sungguh, ku ingin jatuh cinta yang sesungguhnya.

Cinta yang menyerap cahaya dengan sempurna.

Yang kemudian memantulkan kembali cahaya itu pada sekitarnya.

Membawa kenyamanan, keceriaan dan kasih sayang.

Pada saat ini, esok dan kemudian hari.

Kini, izinkan aku jatuh cinta padamu berkali-kali…

lovebird

LUKISAN PUZZLE

Perlahan, namun dengan gumaman yang teratur, membuat nada itu berubah menjadi irama. Mengiringi dia yang asik berkutat dengan kanvas. Goresan kuasnya lincah menari. Tarikan garis, beberapa titik, mencoret disana sini. Belumlah jelas apa yang akan dilukisnya.

Tapi tiba-tiba ia berhenti. Karena alunan nada yang terasa ganjil. Ada yang salah dari nada itu. Iramanya tidak lagi sama, terasa ada yang sumbang. Dia menatap kanvas dihadapannya. Memicingkan mata, menerka apa yang salah. Tatapannya menyapu, mencari sumber yang terasa menggangu. Apa karena awan hitam ini? Tapi ia memang sedang melukis hujan. Bagaimana mungkin tidak disertai awan kelam. Ditatapnya sekali lagi. Ada sekumpulan wanita yang hilir mudik dibawah gelapnya mendung dan mereka memang bagian dari lukisan. Diliriknya sekali lagi. Hhmmm…rupanya ini. Seseorang yang menatap ke arah awan gelap. Dengan lembut dan hati-hati diperbaikinya arah tatapan itu, ia tidak ingin karena kesalahan kecil mengharuskannya mengganti seluruh lukisan yang hampir selesai.

Gambar itu mulai tersusun walau dengan sekian banyak gesekan dan benturan. Aku berani meneruskan menyatukan keping demi keping bukan karena hebat, tapi karena puzzle itu tidak akan pernah selesai tanpa potongan yang kamu bawa. Yang tersembunyi sekian lama . Tertimbun dalam lembaran kehidupan kamu dan aku. Tertutup debu, menunggu untuk dibersihkan dan pada masanya dipasang dengan sempurna.

Senandung kembali terdengar.  Nada yang dihasilkannya terdengar lebih ringan dari yang awal. Kali ini disertai senyum. Diambilnya jarak yang cukup untuk memandang.

Ya..lukisan itu akhirnya selesai dan menjadi utuh. Dimana tergambar kamu, aku dan anak-anak kita menatap fajar yang berpelangi.

puzzle

 

 

 

 

PERJALANAN SEBUAH DO’A

Satu tahun yang lalu, sebuah doa melesat menembus langit.

Berhimpit, berdesakan bersama yang lain berharap segera dibaca olehNya.

Menanti untuk ditempatkan pada cawan ‘segera dijawab’ atau ‘menunggu’.

Tangan-tangan malaikat bekerja dengan cekatan memilah.

Rupanya doa itu disatukan bersama doa lain di cawan menunggu.

Hmm sampai kapan? Hanya Sang Pemilik Keputusan yang paling tahu.

Tidak pernah ada ketetapanNya yang salah.

Semuanya pasti dipilihkan yang terbaik untuk hamba yang meminta.

Hari ini, setahun kemudian.

Berteman dengan dinginnya subuh.

Doa yang sama kembali melesat menembus langit.

perjalanan doa

 

 

 

 

 

Gemuruh Jiwa

Tuhan,baiknya gemuruh jiwa ini ku titip padaMu

Agar jika turun hujan hanya berupa gerimis.

Tertatih ku seret langkah meski sedikit takut

Diantara lirikan petir yang siap menjemput.

Atau ku anggap saja kilatan cahaya itu tarian kunang-kunang di pekat malam

Sepertinya itu akan lebih membuat tenteram

Namun Tuhan,gemuruh ini tetap akan ku titipkan kepadaMu

Agar jika nanti turun hujan hanya berupa gerimis.

 

petir

Lampion Hati

Semalam,dalam sunyi ku bersimpuh disini.

Sepertinya,kau pun melakukan tafakur yang sama.

Laksana melepaskan berjuta lampion ke angkasa.

Yang meninggalkan jejak pendar cahaya dalam relung jiwa.

Melafalkan sebanyaknya bait-bait pinta yang berebut tiba ke singgasanaNya.

Jika kupilih salah satunya. Apakah itu doa yang sama darimu juga?

cara-membuat-lampion-terbang-sederhana